Drivers Downloads For Free

Pilih dan baca

Island Of God, Bali Promotion

Kok mempermalukan diri sendiri sih?

Share

Inget-inget masa permulaan reformasi jadi terasa sedih. Orang-orang penggede saat itu mulai menjauhi Soeharto. Pengikutnya atu kroni2nya tengkurap tak ada suara. Tapi lidah mereka kelu hanya untuk mengucapkan "reformasi" yg saat itu masih tabu. Apa yg ada di benak mereka saat itu? mungkin mereka tak sadar bahwa kekuasaan dapat hilang dalam waktu sekejap saja dan tidak disangka datangnya.

Kalau hidup mereka saat sebelum reformasi (Orba-red) mungkin enak-enak aja. Mereka juga nyaman dan bergelimang harta dan kekuasaan yang langgeng paling tidak 3 sampai 4 priode kepemimpinan mereka pegang. Tapi mereka lupa dengan rakyat yang sebenarnya terpenjara di 'alam bebas yg tidak bebas' di jaman Orba dulu.


Saat ini kita disuguhkan tontonan di TV tentang debat capres maupun cawapres. Saya pribadi tidak terlalu memperhatikan materi debatnya. Yang saya tahu mengenai pengentasan kemiskinan, pengangguran dan penyediaan lapangan kerja.

Ada berjuta penganguran di negeri kita ini. Ada jutaan rakyat miskin yang kelaparan. Tapi dari dulu tak ada yang mampu melakukan pengurangan dan pengentasannya. Di mana mereka dulu??

Sekarang mereka berlomba-lomba untuk menjadi yang paling jago mengurangi kemiskinan, berlomba mau menciptakan lapangan kerja. ih cape deeh!

Emang bisa hanya dengan KHARISMA?
emang bisa dengan bicara BLEPETAN?
emang bisa dengan cara BERDAGANG?

Emang bisa dengan NEO KAPITALIS?
Emang bisa dengan modal MERAKYAT? (tp cm jadi pengurus ini itu)
Emang bisa dengan cacat HAM?

Ah, mengapa mereka mempermalukan diri mereka kalau ternyata ga bisa. Atau rasa malu ada di mana sekarang????


Digg!
READ MORE - Kok mempermalukan diri sendiri sih? Read More...

PLN di Negeri Santai

Share

Pada suatu hari datanglah seorang tukang catat meteran Kwh dari PLN ke rumah saya. Kemudian seperti biasa petugas itu mencatat angka Kwh yg tertera di meteran.

"sama kaya bulan kemaren, pak?" saya tanya tukang catet meteran itu.
"beda dikit" jawabnya.
"bayarnya tiap bulan kok hampir sama ya?" tanyaku lagi.
"bayar di mana pak?"
"di ATM"
"biasa bayar di ATM ya pak?"
"iya, tiap bulan" jawabku rada kesel. Emang ngaruh bayar di ATM atau bukan..


"Pak, saya mau nanya boleh?"
"boleh, nanya apa?" jawab si tukang catet meteran.
"waktu dulu saya pernah pergi ke kampung istri saya (pulang kampung), dan rumah saya jadi kosong selama 5 hari. Listrik paling yang nyala lampu depan aja sama kulkas. Tapi kok tagihannya sama aja?"
"ada buktinya gak?"
"wah, saya lupa nyimpennya. kok bisa begitu pak?" tanyaku lagi penasaran.
"bisa aja pak, kan ini manual pencatatannya." jawab tukang catet meteran dg santai.

Setelah selesai ngobrol nanya2 dan tukang catet itu pergi, saya baru sadar kalau mereka tidak datang melakukan pencatatan berarti mereka penyamakan saja jumlah meter dengan bulan-bulan sebelumnya. Wah, gimana pelayanan dan tanggung jawabnya nih PLN.

PLN = Perusahaan Listrik Ngeselin
Emang ngeselin, apalagi kalau kita sedang nonton acara kesukaan di TV terus mati lampu. Wah, mo marah rasanya.

Kemarin saya telat bayar satu hari mau diputus aliran listriknya, bulan ini saya telatin 1 minggu gak di apa-apain. Kerjanya ga jelas. suka-suka mereka aja...


Digg!
READ MORE - PLN di Negeri Santai Read More...

Mencari popularitas, mendulang simpati

Share
Waduh di TV kita lagi banyak yg cari popularitas sekarang2 ini. Mulai dari Manohara dan urusannya, Kasus Prita dan 'surel'nya serta janji2 pasangan capresdan cawapres.

Lha emang jaman sekarang banyak yg manfaatin media buat cari popularitas kok.. itu sah-sah saja. Apalagi emang sengaja mereka mem-plot prime time untuk iklan spt yg dilakukan pasangan capres/cawapres.


Belum lama ada pasangan capres/cawapres dan sebuah TV swasta yg disomasi Bawaslu karena memplot prime time sebuah stasiun TV swasta. Dan Tv swasta tersebut pun membantah kalo itu plotting waktu untuk pasangan tsb. Alasan mereka karena memang momen nya punya nilai berita sehingga bukan memplot tapi karena sekedar liputan biasa. Padahal saat itu belum masuk masa kampanye. Biarlah kebenaran yg bicara asal jgn uang yg bicara. hahaha..

Paling seru ada kasus Manohara Adelia Pinot yg jd korban kekerasan sang suami yg Pangeran Kerajaan Kelantan. Tiap saat kita lihat kasus ini bergulir rumit ntah arahnya kemana. Kemarin salah satu pengacara Manohara mundur (OC Kaligis) dg alasan kasusnya dipanjang-panjangin sama ibunya Manohara. Katanya ibunya Mano ini kebanyakan ngomong dan ga segera melakukan visum atas luka yg ada di tubuh Manohara. Tapi Desy (ibunya Manohara) malah lebih sering ngomong ke infotainment untuk cari popularitas (mungkin ya).

Cape kali tuh OC Kaligis yg pengacara senior ngurus kaya beginian. Lha bukannya segera visum untuk lanjut ke tingkat pengadilan malah mundur2 terus. Ada lagi yg bilang Manohara mau diorbitin dan bakalan ngalahin popularitas Luna Maya. Lha hebat kali orang ini dalam sekejap bisa populer dg mengenyampingkan kelanjutan proses kasusnya sendiri. Lama2 cape juga dengernya. Simpati orang spt saya hilang begitu saja thd Manohara ini. Ga tau knp??

Justru sekarang orang2 mulai dari pekerja media, masyarakat umum, para blogger sampe wartawan semua simpati kepada Prita Mulyasari dg kasus 'surel' (surat elektronik) yg dikirimnya kpd temannya di internet thd pelayanan RS Omni Internasional Alam Sutra Tangerang (deket rumah saya nih, hehehe).

Dengan kasus ini juga semakin banyak dukungan berupa causes di Facebook yg sudah berangotakan lebih dari 300rb fesbuker. Ini membuktikan bahwa kasus ini telah menyakiti nurani kita para pendamba keadilan yg nampaknya sudah dibrangus oleh RS Omni Int'l ini. Sepertinya Rs Omni terlalu emosional dan gegabah merespon 'surel' Prita Mulyasari. Mereka mengenyampingkan hak jawab dan bertindak gegabah dlm proses pengadilan dg mengenakan pasal karet berupa UU ITE pasal 27 kpd Prita.

Sekarang Komnas HAM, DPR komisi IX dan insitusi formal lainnya termasuk pasangan capres/cawapres turun tangan membela Prita. Sehingga komisi IX DPR RI pun merekomendasikan/mengusulkan agar izin RS Omni dicabut. Asas keadilan nampaknya memang sudah dilanggar oleh RS Omni. Dan lebih menyesakkan lagi kabarnya para jaksa di wilayah Tangerang dan keluarganya mendapat pelayanan gratis dari RS Omni Tangerang ini. Wah, bener2 ini mah..

Moral, kode etik dan sisi kemanusiaan mereka hilang hanya demi materi dan keuntungan yg sedikit. Hampir pasti kalo udah begini popularitas dan nama baik (kalo emang ada) RS Omni hancur lebur. Bedakan seandainya mereka hanya menggunakan hak jawab pasti lebih bermoral dan pantas menyandang label RS Internasional.

Wassalam, dukung Prita dg mengklik link cause ini


Digg!
READ MORE - Mencari popularitas, mendulang simpati Read More...